AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Jumat, 06 April 2012

Mengutip Sabda Tuhan tanpa konfirmasi

      Suatu pagi tanpa diundang ustadz Afrochi As-Salafi berkunjung ke pesantren sufi menemui Sufi Sudrun, Sufi Kenthir, Sufi tua, Dullah, dan Sufi Majenun yang duduk-duduk di teras musholla. Tanpa diminta, ustadz Afrochi As-Salafi menceramahi para sufi dengan mendasarkan ucapannya pada dalil-dalil Al-Qur'an. Ustadz Afrochi As-Salafi memberi petunjuk kepada para sufi tentang amaliah yang benar, bersih dan lurus sesuai ajaran Islam sebagaimana dicontohkan Nabi Saw dan tidak mencampur-adukkan ajaran Islam dengan amaliah bid'ah.
        Dengan mengutip ayat yg berbunyi "walaa talbis al-haqqa bi al-bathili" ustadz Afrochi As-Salafi menuding para sufi telah sesat karena mencampur-adukkan ajaran Islam yang haqq dengan ajaran bid'ah yang bathil. Dengan piawai ustadz Afrochi As-Salafi menunjukkan semua praktek sufisme yang menurutnya bid'ah dlolala. Bahkan dengan hujjah yg keras ustadz Afrochi As-Salafi menuding bahwa para sufi akan masuk neraka semua jika tidak mengikuti pweringatannya.
        Setelah puas berbicara, tiba-tiba Sufi Sudrun sambil ketawa-ketiwi bertanya,"Sampeyan mengutip ayat-aysat Al-Qur'an itu apa sudah konfirmasi dengan Yang Bersangkutan?"
        "Konfirmasi?" sahut ustadz Afrochi As-Salafi,"Maksaud saAMPEYAn apa?"
        "Lho sampeyan yakin tidak kalau Al-Qur'an itu sabda, ujar, kata-kata Allah yang disampaikan kepada manusia lewat lisan Rasulullah Saw?" tanya Sufi Sudrun
         "Ya pasti percaya."
         "Nah yang saya maksud, ketika sampeyan mengutip ayat-ayat Al-Qur'an apa sampeyan sudah konfiormasi dengan Allah bahwa memang seperti itu maksud-Nya dalam ayat-ayat itu" kata Sufi Sudrun ketawa,"Maksud saya, kalau sampeyan sudah konfirmasi kepada Allah yang bersabda bahwa makna ayat itu adalah seperti apa yang sampeyan ucapkan, tolong saya sampeyan beritahu di mana alamat-Nya supaya saya juga bisa konfirmasi kebenaran sabda-Nya sesuai yang dimaksudkan-Nya.".
          Ustadz Afrochi as-Salafi ragu-ragu dan bingung. Lalu sambil menggumam ia menyahut,"Mana bisa kita konfirmasi dengan Tuhan. Kita kan hanya menafsirkan sabda-Nya."
          "Oo begitu ya," sahut Sufi Sudrun,"Sampeyan pakai tafsir Al-Qur'an apa, Ibnu Katsir, al-Maraghi, Jalalin, al-Kautsar...?"
          "O tidak perlu. Kita kan bisa menafsir sendiri?"
          "Kalau begitu," sahuty Sufi sudrun dalam bahasa Arab,"Saya juga bisa menafsir sendiri ayat-ayat al-Qur'an. dan menurut tafsir saya, kutipan sampeyan keliru semua. Itu tafsir tekstual yang menunjukkan sampeyan tiak faham asbabul nuzul, tarikh, badi', ma'ani, balagho, ...."
          Ustadz Afrochi As-Salafi yang ternyata tidak bisa ngomong bahasa Arab hanya bengong sambil bergumam ah uh ah uh...
         Dullah yang duduk di samping Sufi Sudrun geleng-geleng kepala menggumam,"Ee tak pikir ilmunya sudah lewat langit ketujuh dan sudah mi'raj ruhani ketemu Gusti Allah, ma'rifat,..nggelethek..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar