Tgl 22 Oktober, 65 thn lalu di bwh arahan KH Hasjim Asj'ari PBNU di Surabaya serukan RESOLUSI JIHAD FII SABILILLAH, mewajibkan (fardlu 'ain) kpd setiap muslim utk pertahankan kemerdekaan Indonesia dr serangan musuh. Seruan itulah yg membakar arek-2 Surabaya utk menyerang Brigade 29 pimpinan Brigjen Malaby dlm tawuran 27-28-29 Okt 1945 yg jadi pemicu perang besar dikobari teriakan takbir: 10 November 1945.
Resolusi Jihad fii Sabilillah adlh sikap resmi PBNU thd situasi yg membahayakan kemerdekaan bangsa Indonesia yg diawali lahirnya Civil Affair Agreement 24 Agustus 1945, saat Belanda dgn Inggris mereaksi kemerdekaan Indonesia dgn tampilnya N...ICA di bawah Van Der Plas. Bln September org-2 Belanda ke Surabaya dgn kapal Inggris HMS Cumberland dan terlibat tawuran dgn arek-2 Surabaya.
Pecahnya pertempuran antara arek-2 Surabaya dgn tentara Jepang di Gedung Kenpetai, Don Bosco, Koblen, disusul insiden bendera di hotel LMS memanaskan Surabaya. Santer kabar tentara Belanda membonceng sekutu utk jajah kembali Indonesia. Tgl 21 Okt 1945 PBNU adakan rapat se-Jawa & Madura di Jl.Bubutan VI/2 Surabaya. Tgl 22 Okt bersamaan dgn meluncurnya HMS Recrut, HMS Pincher, HMS Riffleman ke laut Madura diserukan Resolusi Jihad Fii Sabilillah oleh PBNU.
Tgl 24 Okt 1945 6 destroyer & 60 kapal jenis LST dan cruiser merapat ke Tanjung Perak. 25 Okt 1945 Brigade infanteri 49 dipimpin Brigjend A.W.S.Mallaby mendaratkan 4000 org. Negosiasi dgn pemuka-2 Surabaya dilakukan. 26 Okt 1945, sesuai strategy militer penguasaan kota Mallaby membagi pasukan dlm pos-pos kecil yang tersebar di seluruh penjuru kota. Arek-2 Surabaya bingung PBNU serukan Jihad fii Sabilillah sementara Jakarta instruksikan untuk tdk melawan sekutu.
Tgl 27 Okt 1945, diawali dgn tentara Inggris yg melakukan pencegatan mobil yg dikendarai pemuda Sulawesi yg tergabung dlm PERISAI, terjadi tembak-menembak yg marak jadi kerusuhan massal. Arek-2 Surabaya yg dikenal bonek dan dibakar semangat jihad, rame-2 keluar rumah dgn senjata seadanya sambil teriak-2,"Tawuran! Taruwan mungsuh Inggris! Jihad! Allahu Akbar!"
Strategy menyebar pos-pos kecil pertahan di seluruh kota yg ampuh dalam Perang Dunia II, ternyata jadi strategy konyol ketika berhadapan dgn perang model tawuran, keroyokan, massa keluar dari berbagai arah seperti kesetanan. Tembakan bedil dibalas lemparan batu. Tusukan bayonet dibalas tusukan bambu runcing. Bidikan sniper dibalas bidikan panah. Bom molotov meledak di mana-mana. Tank-2 Inggris dilawan dgn linggis rodanya. Tawuran berlanjut malam dan esok pagi tgl 28 Okt 1945. Mayat serdadu Inggris bergelimpangan di jalan-2, got, trotoar, lubang perlindungan, ujung gang.
Tgl 29 Okt 1945 perang berlanjut, Serdadu Inggris yg tewas sekitar 2000 org. Arek-2 bonek? Tidak ada hitungan pasti, kira-kira 1000 org. Mallaby teriak-2 "cease fire!". Tp arek Surabaya terus menyerang. Akhirnya Bung Karno, Bung Hatta, Menhan Amir Syarifuddin ke Surabaya. Jam 19.30 dicapai kesepakatan yg dikenal sbg "Armistice Agreement Regarding The Surabaya Incident: A Provincional Agreement Between President Soekarno of The Indonesia Republic and Brigadier Mallaby."
Tgl 30 Okt 1945 setelah Bung Karno dan rombongan kembali ke Jakarta, pertempuran masih terjadi di sejumlah tempat. Bahkan sore hari, Brigadir Jenderal Mallaby tewas digranat. Atasan Mallaby, komandan Divisi 23 Mayor Jenderal D.C.Hawthorn marah-2 dan mengancam akan menindak arek-2 Surabaya bersenjata. Atasan Hawthorn, Letnan Jenderal Mansergh juga marah akan melucuti senjata semua org Indonesia dan jika ada yg melawan akan digempur dgn kekuatan darat, laut dan udara.
Bung Karno marah-2 menyalahkan arek-2 Surabaya yg telah sembrono membunuh Mallaby. Bung Karno meminta maaf kpd pihak Inggris atas kejadian itu. KH Hasjim Asj'ari selaku pimpinan tertinggi PBNU, justru menanggapi kemarahan Hawthorn dan Mansergh itu dgn seruan :"Setiap muslim yg berada pada jarak 90 km dari Surabaya, yaitu jarak disahkannya menjamak shalat, wajib (fardlu 'ain) hukumnya untuk perang membela Surabaya!"
Itulah sedikit dongeng tentang asal-muasal pecahnya perang besar 10 November 1945 yg ditandai teriakan-teriakan takbir Allahu Akbar, karena di balik semangat bonek ada seruan jihad yg diresolusikan oleh kyai kharismatik yg jadi panutan umat. Cerita ini, tdk ada dlm sejarah nasional. Karena kyai-2 sepuh yg terlibat dalam seruan resolusi jihad itu melakukan semua secara ikhlas, tdk ingin mendapat pengakuan dan pujian apalagi pangkat dan jabatan duniawi. Kita yg tahu kebenaran cerita itu, hanya bisa berdoa utk mereka yg benar-2 ikhlas mengorbankan segala demi bangsa dan negara ini...Alfatihah!