Sudah menjadi rahasia umum, proses pembangunan di Kota Tidore Kepulauan khususnya dan di Indonesia pada umumnya adalah pembangunan yang masih berwatak sentralistik, meakipun saat ini kita telah memasuki era reforrmasi yang mensyaratkan adanya etonomisasi. Artinya , sampai saat ini, pembangunan masih terlalu banyak tertumpu pada daerah perkotaan. Dalam arti pembangunan masih berputar diwilayah ibukota. Baik itu Negara, Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Kota Tidore Kepulauan kini mengadopsi watak pembangunan demikian, belum lagi proses pembangunan yang masih sangat nepotis, tidak populis, bahkan diskriminasi rasial masih mewarnai proses pembangunan Dikota Tidore Kepulauan. Seperti saat ini, terjadi proses pembangunan yang tidak merata di Kota Tidore Kepulauan. Banyak masyarakat (Talaga) yang masih berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk menuju pusat kota, akses jalan yang buruk disebagian wilayah Kota Tidore Kepulauan. Dan tidak tersedianya fasilitas penerangan untuk sebagian masyarakat di wilayah Kota Tidore Kepulauan. Padahal dunia telah memasuki abad millennium (era informasi). Bagaimana SDM masyarakat Kota Tidore dapat di tingkatkan kalau untuk urusan mengakses informasi saja tidak bisa. Dan apabila kita berbicara masaalah pembangunan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Kita akan melihat betapa masih banyaknya sekolah di Kota Tidore Kepulauan yang masih kekurangan guru, atau mungkin ada gurunya tetapi guru yang ada tidak memenuhi criteria sebagai seorang pengajar. Problem yang lain adalah minimnya fasilitas yang tersedia, baik itu fasilitas praktek maupun fasilitas perpustakaan di banyak sekolah di daerah yang kita cintai ini, kita jangan menilai hal ini hanya di pulau Tidore saja. Tapi cobalah kita tengok ke wilayah kita di daratan Halmahera dan bebrapa pulau kecil di sekitarnya.
Dan apabila kita tinjau lebih dalam, pembangunan Dikota Tidore Kepulauan seperti tidak punya arah dan tujuan, karena apabila kita meninjau visi dan misi rezim pemimpin Kota Tidore saat ini, yang berbunyi “menjadikan masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang beriman, maju, mandiri, dan berpereadaban”. Bunyinya seaakan pemerintah akan menjadikan Kota Tidore surga bagi penghuninya. Namun setelah dua setengah tahun memimpin apakah visi misi tersebut sudah bisa kita nilai berhasil ?. dari kaca mata kami dan sebagian orang di Kota Tidore Kepelauan, belum. Sebab seperti yang kita lihat sekarang, pembangunan Dikota Tidore Kepulauan masih banyak pembangunan fisiknya. Itupun hanya bekutat di wilayah perkotaan Kota Tidore Kepulauan.
Di sini kami menjabarkan penilaian kami terhadap visi misi pembangunan pemerintah Kota Tidore Kepulauan.
Beriman, apakah masyarakat Kota Tidore Kepulauan belum beriman sehingga perlu dibuat sebuah visi seperti ini?. Atau mungkin yang dimaksud disini adalah peningkatan kualitas iman dan taqwa masyarakat Kota Tidore Kepulauan. Apa indikasi iman masrayakat kita telah meningkat?, apakah sudah semakin berkurangnya peredaran miras Dikota Tidore Kepulauan?. Ataukah dengan telah digajinya para pengurus masjid dan gereja Dikota Tidore Kepulauan?. Sementara disisi lain praktek KKN masih mewarnai jalannya pemerintahan.
Maju, apa takaran kemajuan Dikota Tidore Kepulauan. Apakah dengan telah dipasangnya traffic lamp dan lampu taman di beberapa sudut kota dan sudut jalan ?. ataukah dengan telah berdirinya ruko dan pasar ikan baru Dikota Tidore Kepulauan?. Atau dengan telah dibuatnya jalan lingkar pulau Tidore ?. sementara disisi lain akses jalan di sebagian wilayah Kota Tidore begitu buruk-buruknya, Bahkan tidak memiliki jalan sama sekali.
Mandiri, mandiri………….?. tidak ada alasan untuk mengatakan masyarakat Kota Tidore telah mandiri, buktinya segala kebutuhan dan keperluan masyarakat masih harus menunggu kiriman dari daerah diluar Kota Tidore. Dan masih banyak keperluan masyarakat masih harus di dapatkan Diternate. Sebuah contoh kasus yang menunjukkan betapa tidak mandirinya masyarakat kita, Ketika masyarakat melihat orang-orang transmigrasi menjual hasil pertaniannya, yang muncul dari mulut masyrakat adalah kalimat “padahal dorang baru datang disini tapi dong tu su jual dong pe sayur kasana kamari bahkan tu dia sampe di Ternate lagi”. Hal ini terjadi tidak terlepas dari peran pemerintah untuk bagaimana meberikan penyuluhan baik itu pertanian, kelautan, maupun disektor-sektor lainnya kepada masyarakat. Dan bagaimana pemerintah menciptakan SDM Dikota Tidore kepulauan pada bidang keahiannya masing-masing, dan siap diterjunkan di manapun di dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan. Dan bagaimana pemerintah memberikan motifasi kepada masyarakat untuk lebih kreatif dalam menciptakan hal-hal baru dan tidak asala jiblak. Baru-baru ini, pemerintah mengadakan program pembagian bibit pala kepada petani, entah apa alasannya. Padahal apabila kita lihat, potensi perkebunan Dikota Tidore sangat melimpah, namun tidak pernah di manfaatkan secara optimal oleh pemerintah. Semua hasil perkebunan tersebut hanya di kilolah secara tradisional oleh masyarakat dan hasilnya di jual kedaerah lain yang tidak memberikan manfat apa-apa pada peningkatan perekonomian daerah. Contohnya kelapa, kelapa adalah komoditas yang tersebar hampir diseluruh wilayah Kota Tidore Kepulauan. Mulai dari pulau Tidore sendiri hingga di sepanjang Kec-Oba Utara sampai Kec-Oba Selatan. Namun pemanfaatannya masih patut kita pertanyakan. Lalu apa manfaat dari study banding yang sering di adakan oleh pemerintah selama ini ???.
Berperadaban, apabila kita berbicara masaalah peradaban. Ini mungkin adalah satu nilai kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur kita. Jadi sekarang tinggal bagai mana pemerintah mencari solusi atas semakin terkikisnya nilai-nilai peradaban masyarakat Kota Tidore Kepulauan. Memang benar kita harus melangkah maju sesuai dengan tuntutan jaman, tapi apakah langkah maju kita ini harus meninggalkan nilai-nilai luhur yang dahulunya begitu kuat berurat akar dinadi masrakat kita??.
Sedikit tulisan kami ini adalah kado special untuk ulang tahun pemerintah Kota Tidore Kepulauan yang ke-5. semoga di usianya yang kelima tahun ini Kota Tidore dapat berkembang maju sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam visi pemerintah. Dan semoga pembangunan dapat dilakukan secara merata di seluruh wilayah Kota Tidore Kepulauan tanpa adanya diskriminasi dalam pembangunan. Mungkin ini juga sebagai bahan untuk sama-sama kita renungi dan merefleksikan perjalanan kita selama ini. Jangan di hari lahir kita yang ke sekian kali ini kita tidak lahir sebagai pribadi yang lebih baru yaitu pribadi yang lebih beriman, lebih maju, lebih mandiri, dan lebih berperadaban.
Apa yang kami sampaikan disini bukanlah berupa hujatan kepada siapa-siapa, ini hanya merupakan pesan kami kepada masyarakat dan pemerintah untuk mari sama-sama kita bangun daerah kita tercinta ini menuju kerah yang lebih baik. Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thariq
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar